7 Jurusan Itb Yang Sepi Peminat: Peluang Besar 2025!

daniel

Pendahuluan: Jurusan Sepi Peminat di ITB, Peluang Lolos Lebih Besar?

Mendaftar ke Institut Teknologi Bandung (ITB) seringkali dianggap sebagai perjuangan berat karena persaingannya yang sangat ketat. Setiap tahun, ribuan calon mahasiswa bersaing untuk mendapatkan kursi di jurusan-jurusan favorit. Namun, tahukah kamu bahwa ada strategi lain yang bisa meningkatkan peluangmu untuk diterima di ITB? Strategi tersebut adalah dengan mempertimbangkan jurusan-jurusan yang sepi peminat.

Mungkin kamu bertanya-tanya, “Apakah jurusan yang sepi peminat berarti kualitasnya kurang baik?” Jawabannya, belum tentu! Ada berbagai faktor yang menyebabkan sebuah jurusan kurang diminati, dan ini tidak selalu berkaitan dengan kualitas pendidikan atau prospek kerjanya. Justru, di sinilah letak peluang besarnya. Dengan persaingan yang lebih rendah, peluang kamu untuk lolos seleksi masuk ITB tentu akan meningkat, bukan?

Artikel ini akan membahas 7 jurusan di ITB yang tergolong sepi peminat. Kami akan mengupas tuntas informasi seputar jurusan-jurusan tersebut, mulai dari program studi, daya tampung, jumlah peminat, hingga prospek kerjanya. Dengan informasi ini, kamu bisa memiliki gambaran yang lebih jelas dan mempertimbangkan strategi terbaik untuk meraih mimpimu berkuliah di ITB.

Mengapa Ada Jurusan yang Sepi Peminat di ITB?

Mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana bisa ada jurusan yang “sepi peminat” di kampus sekelas ITB? Istilah “sepi peminat” dalam konteks penerimaan mahasiswa baru merujuk pada jurusan-jurusan yang memiliki jumlah pendaftar lebih sedikit dibandingkan dengan jurusan lain, atau jika dibandingkan dengan daya tampungnya. Ini tidak berarti jurusan tersebut tidak memiliki peminat sama sekali, tetapi tingkat persaingannya cenderung lebih rendah.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan sebuah jurusan di ITB kurang diminati:

  1. Kurangnya Informasi: Calon mahasiswa mungkin belum familiar dengan jurusan tersebut. Informasi tentang program studi, mata kuliah yang diajarkan, dan prospek kerja mungkin belum tersebar luas.
  2. Prospek Kerja yang Belum Jelas: Beberapa jurusan mungkin dianggap memiliki prospek kerja yang kurang jelas atau sempit. Ini bisa jadi karena jurusan tersebut relatif baru, atau bidang pekerjaannya belum terlalu populer di kalangan masyarakat umum.
  3. Miskonsepsi tentang Jurusan: Ada kalanya sebuah jurusan memiliki image yang kurang tepat di mata calon mahasiswa. Misalnya, dianggap terlalu sulit, kurang menantang, atau tidak sesuai dengan tren masa kini.
  4. Fokus pada Jurusan Populer: Banyak calon mahasiswa cenderung memilih jurusan-jurusan yang sudah populer dan dianggap “aman” dari segi prospek kerja, seperti Teknik Informatika, Kedokteran, atau Manajemen. Hal ini membuat jurusan-jurusan lain menjadi kurang dilirik.
  5. Perubahan Tren: Minat calon mahasiswa juga bisa berubah seiring waktu, mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan industri.

Penting untuk ditekankan bahwa jurusan yang sepi peminat tidak sama dengan jurusan yang berkualitas rendah. Kualitas pendidikan di ITB relatif merata di semua jurusan. Bahkan, beberapa jurusan yang kurang diminati justru menawarkan bidang keilmuan yang sangat spesifik dan dibutuhkan di masa depan.

Sebagai contoh, data dari ITB menunjukkan bahwa Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan memiliki peminat 439 pada tahun 2022 dengan daya tampung 40 orang di tahun 2023. Sementara itu, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB, memiliki 562 peminat di tahun 2022, dengan daya tampung 166 orang di tahun 2023. Angka-angka ini, meskipun tidak menunjukkan jumlah peminat yang sangat sedikit, mengindikasikan adanya perbedaan tingkat persaingan antar fakultas. Perlu diingat bahwa angka-angka ini dapat berubah setiap tahun, tergantung pada berbagai faktor.

Sekolah Farmasi (SF) ITB

Kamu tertarik dengan dunia kesehatan, khususnya obat-obatan? Sekolah Farmasi (SF) ITB bisa menjadi pilihan yang tepat. SF ITB fokus pada bidang farmasi secara menyeluruh, mulai dari penelitian dan pengembangan obat, pemilihan obat yang tepat, proses manufaktur, hingga pengawasan dan penggunaan obat yang aman dan efektif. Jadi, kamu nggak cuma belajar meracik obat, tapi juga memahami bagaimana obat bekerja di dalam tubuh dan bagaimana memastikan obat tersebut aman untuk dikonsumsi.

Program studi di SF ITB dirancang untuk menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan, merancang, dan memproduksi obat-obatan serta bahan farmasi lainnya. Selain itu, aspek kesehatan, lingkungan, dan ekonomi juga menjadi pertimbangan penting dalam proses pembelajaran. Kegiatan mahasiswa di SF ITB juga sangat beragam, mulai dari kegiatan akademik seperti seminar dan workshop, hingga kegiatan non-akademik seperti organisasi kemahasiswaan dan pengabdian masyarakat.

Meskipun memiliki peran penting dalam dunia kesehatan, SF ITB ternyata termasuk salah satu jurusan yang kurang diminati. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2022, terdapat 906 peminat, (Institut Teknologi Bandung, n.d.) sementara daya tampung untuk tahun 2023 adalah 56 kursi, (Institut Teknologi Bandung, n.d.). Angka ini mungkin membuatmu bertanya-tanya, mengapa jurusan yang penting ini kurang diminati?

Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah adanya anggapan bahwa prospek kerja lulusan farmasi terbatas pada industri farmasi saja. Padahal, kenyataannya peluang karir di bidang farmasi sangat luas. Lulusan farmasi dibutuhkan tidak hanya di industri farmasi, tetapi juga di lembaga pemerintahan (seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan/BPOM), lembaga penelitian, rumah sakit, apotek, industri kosmetik, industri makanan dan minuman, dan bahkan di bidang pendidikan sebagai dosen atau peneliti.

Jadi, jika kamu memiliki minat dan passion di bidang farmasi, jangan ragu untuk mempertimbangkan SF ITB. Dengan persaingan yang relatif lebih rendah, peluangmu untuk diterima di jurusan ini tentu lebih besar. Selain itu, prospek kerja yang luas dan beragam menantimu setelah lulus nanti.

Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati (SITH) ITB

Ingin berkontribusi dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi hayati di Indonesia? Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati (SITH) ITB adalah tempat yang tepat untukmu. SITH ITB menawarkan berbagai program studi yang berfokus pada ilmu hayati, seperti bioteknologi, mikrobiologi, biologi molekuler, dan bioinformatika (Institut Teknologi Bandung, n.d.). Di sini, kamu akan belajar bagaimana memanfaatkan organisme hidup untuk menghasilkan produk dan teknologi yang bermanfaat bagi manusia dan lingkungan.

SITH ITB tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga dalam riset. Banyak penelitian inovatif yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa SITH ITB, yang berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia. Selain itu, kegiatan kemahasiswaan di SITH ITB juga sangat aktif dan beragam, memberikanmu kesempatan untuk mengembangkan diri di luar kelas, menjalin pertemanan, dan membangun jaringan.

Meskipun memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu hayati, SITH ITB termasuk salah satu jurusan yang kurang diminati. Pada tahun 2022, tercatat hanya ada 427 peminat, sedangkan daya tampung untuk tahun 2023 adalah 69 kursi (Institut Teknologi Bandung, n.d.). Mengapa demikian?

Salah satu faktor yang mungkin menyebabkan SITH ITB kurang diminati adalah kurangnya pemahaman masyarakat tentang bidang ilmu hayati itu sendiri. Banyak yang belum menyadari betapa luasnya cakupan ilmu hayati dan betapa pentingnya peran ilmu ini dalam berbagai aspek kehidupan. Selain itu, ada juga yang mungkin menganggap bidang ini terlalu sulit atau kurang menjanjikan dari segi karir.

Padahal, prospek kerja lulusan SITH ITB sangatlah luas dan menjanjikan. Di era revolusi industri 4.0 dan perkembangan bioteknologi yang pesat, lulusan SITH ITB sangat dibutuhkan di berbagai sektor. Kamu bisa berkarir di bidang bioteknologi, bioindustri, lingkungan, pertanian, kesehatan, dan banyak lagi. Misalnya, kamu bisa menjadi peneliti di lembaga penelitian, *quality control* di industri makanan dan minuman, ahli lingkungan di perusahaan pertambangan, atau bahkan mengembangkan produk-produk inovatif berbasis bioteknologi.

Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB – Kampus Ganesha

Pernahkah kamu membayangkan merancang bangunan pencakar langit yang kokoh, jembatan megah yang melintasi lautan, atau sistem pengolahan air bersih yang inovatif? Jika ya, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) ITB – Kampus Ganesha mungkin adalah tempat yang tepat untukmu. FTSL ITB berfokus pada pengembangan ilmu dan teknologi di bidang teknik sipil dan lingkungan. Di sini, kamu akan belajar tentang perencanaan, perancangan, pembangunan, dan pengelolaan infrastruktur serta lingkungan (Institut Teknologi Bandung, n.d.).

Program studi di FTSL ITB mencakup desain dan konstruksi bangunan, infrastruktur transportasi (seperti jalan dan jembatan), manajemen sumber daya air, pengelolaan limbah, hingga pengembangan energi terbarukan (Institut Teknologi Bandung, n.d.). Kamu akan dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan untuk menciptakan solusi inovatif dalam pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Selain kegiatan akademik, FTSL ITB juga menawarkan berbagai kegiatan kemahasiswaan yang dapat mengembangkan potensi diri dan memperluas jaringanmu.

Namun, seperti beberapa jurusan lain yang telah kita bahas, FTSL ITB – Kampus Ganesha juga memiliki angka peminat yang perlu diperhatikan. Pada tahun 2022, tercatat ada 439 peminat, dengan daya tampung untuk tahun 2023 hanya 40 kursi (Institut Teknologi Bandung, n.d.). Angka ini menunjukkan tingkat persaingan yang mungkin tidak seketat jurusan-jurusan populer lainnya.

Mengapa FTSL ITB – Kampus Ganesha kurang diminati? Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah citra tradisional yang melekat pada teknik sipil. Banyak yang mungkin membayangkan lulusan teknik sipil hanya bekerja di proyek konstruksi konvensional. Padahal, di era pembangunan berkelanjutan ini, kebutuhan akan ahli teknik sipil dan lingkungan justru semakin meningkat. Pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, efisien, dan berkelanjutan menjadi fokus utama, dan di sinilah keahlian lulusan FTSL ITB sangat dibutuhkan.

Lulusan FTSL ITB memiliki peluang karir yang sangat luas. Kamu bisa bekerja di perusahaan konstruksi, konsultan perencana, perusahaan pengembang, instansi pemerintah (seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), perusahaan energi, lembaga penelitian, dan bahkan organisasi non-pemerintah yang bergerak di bidang lingkungan. Dengan keahlian yang kamu miliki, kamu bisa berkontribusi dalam menciptakan infrastruktur yang tidak hanya fungsional, tetapi juga berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB

Ingin menjadi bagian dari dunia industri yang dinamis dan inovatif? Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB menawarkan berbagai program studi yang relevan dengan kebutuhan industri masa kini dan masa depan. FTI ITB membekali mahasiswanya dengan kompetensi untuk merancang, mengembangkan, dan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas industri (Institut Teknologi Bandung, n.d.). Program studi yang ditawarkan meliputi Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknik Fisika, Teknik Material, Manajemen Rekayasa, dan Manajemen Industri (Institut Teknologi Bandung, n.d.).

Program studi di FTI ITB menekankan pada aplikasi teknologi di dunia industri, dengan fokus pada keberlanjutan dan aspek ramah lingkungan (Institut Teknologi Bandung, n.d.). Kamu akan belajar bagaimana mengoptimalkan proses produksi, mengembangkan material baru, merancang sistem manufaktur yang efisien, dan mengelola proyek-proyek industri. Kegiatan kemahasiswaan di FTI ITB juga sangat beragam, memberimu kesempatan untuk mengembangkan *soft skills*, membangun jaringan, dan mengasah kemampuan *leadership*.

Menariknya, FTI ITB memiliki dua kampus, yaitu Kampus Ganesha dan Kampus Jatinangor, dengan perbedaan angka peminat yang cukup signifikan. Pada tahun 2022, peminat FTI Kampus Ganesha adalah 547 orang, dengan daya tampung 40 kursi di tahun 2023 (Institut Teknologi Bandung, n.d.). Sementara itu, FTI Kampus Jatinangor memiliki 353 peminat di tahun 2022, dengan daya tampung 20 kursi di tahun 2023 (Institut Teknologi Bandung, n.d.).

Perbedaan angka peminat ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Lokasi kampus bisa menjadi salah satu pertimbangan. Kampus Ganesha yang terletak di pusat kota Bandung mungkin lebih diminati karena aksesibilitas dan fasilitas yang lebih lengkap. Selain itu, spesialisasi program studi di masing-masing kampus juga bisa mempengaruhi minat calon mahasiswa. Meskipun sama-sama menawarkan program studi di bidang teknologi industri, bisa jadi ada perbedaan fokus atau kurikulum yang membuat salah satu kampus lebih diminati untuk bidang tertentu.

Terlepas dari perbedaan angka peminat, prospek kerja lulusan FTI ITB sangat luas. Kamu bisa berkarir di berbagai sektor industri, mulai dari manufaktur, teknologi, energi, hingga konsultasi. Lulusan Teknik Industri, misalnya, banyak dibutuhkan di perusahaan manufaktur untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Lulusan Teknik Kimia memiliki peluang karir di industri kimia, petrokimia, dan farmasi. Lulusan Teknik Fisika dapat berkarir di bidang instrumentasi, kontrol, dan energi terbarukan. Sementara itu, lulusan Teknik Material dibutuhkan di industri material, manufaktur, dan otomotif. Dengan bekal ilmu dan keterampilan yang kamu dapatkan di FTI ITB, kamu siap untuk berkontribusi dalam memajukan industri Indonesia.

Perbandingan FTI Kampus Ganesha dan Jatinangor

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, FTI ITB memiliki dua lokasi kampus, yaitu Kampus Ganesha di pusat kota Bandung dan Kampus Jatinangor di Kabupaten Sumedang. Meskipun keduanya menawarkan program studi di bidang teknologi industri, ada beberapa perbedaan yang mungkin perlu kamu pertimbangkan.

Perbedaan pertama terletak pada program studi dan fokus riset. Meskipun keduanya menawarkan Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknik Fisika, dan Manajemen Rekayasa Industri, bisa jadi ada sedikit perbedaan kurikulum atau spesialisasi di masing-masing kampus. Ada baiknya kamu meneliti lebih lanjut silabus atau kurikulum masing-masing program studi di kedua kampus untuk melihat mana yang lebih sesuai dengan minatmu. Kampus Jatinangor, yang lebih baru, mungkin memiliki fokus yang sedikit berbeda dibandingkan dengan Kampus Ganesha yang lebih established.

Perbedaan selanjutnya adalah fasilitas dan lingkungan belajar. Kampus Ganesha, sebagai kampus utama ITB, mungkin memiliki fasilitas yang lebih lengkap dan terintegrasi. Namun, Kampus Jatinangor juga terus berkembang dan mungkin menawarkan fasilitas yang lebih modern. Lingkungan belajar di kedua kampus juga berbeda. Kampus Ganesha, yang terletak di pusat kota, menawarkan suasana yang lebih ramai dan dinamis, sementara Kampus Jatinangor menawarkan suasana yang lebih tenang dan asri.

Aksesibilitas dan biaya hidup juga menjadi faktor penting. Kampus Ganesha, yang terletak di pusat kota Bandung, lebih mudah diakses dengan berbagai moda transportasi. Namun, biaya hidup di sekitar Kampus Ganesha cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan Jatinangor. Kampus Jatinangor, meskipun terletak di luar kota Bandung, memiliki akses transportasi yang cukup baik, dan biaya hidup di sekitarnya relatif lebih terjangkau.

Pada akhirnya, pilihan antara FTI Kampus Ganesha dan Jatinangor tergantung pada preferensi dan prioritasmu. Jika kamu mencari kampus dengan fasilitas lengkap, akses mudah, dan suasana yang dinamis, Kampus Ganesha mungkin lebih cocok untukmu. Namun, jika kamu mencari kampus dengan suasana yang lebih tenang, biaya hidup yang lebih terjangkau, dan mungkin fokus riset yang sedikit berbeda, Kampus Jatinangor bisa menjadi pilihan yang menarik.

Sekolah Arsitektur, Perencanaan & Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB

Apakah kamu tertarik dengan dunia arsitektur, tata kota, dan perumusan kebijakan? Sekolah Arsitektur, Perencanaan & Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB menawarkan program studi yang unik dan interdisipliner. SAPPK ITB tidak hanya fokus pada desain bangunan, tetapi juga pada perencanaan wilayah, pengembangan kebijakan, dan pengelolaan pembangunan (Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB, n.d.). Di sini, kamu akan belajar bagaimana merancang ruang fisik yang fungsional dan estetis, sekaligus mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Program studi di SAPPK ITB mencakup Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Kota, serta Studi Pembangunan (Sekolah Arsitektur, Perencanaan & Pengembangan Kebijakan ITB, n.d.). Mahasiswa Arsitektur akan belajar tentang desain bangunan, konstruksi, dan sejarah arsitektur. Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota akan mempelajari perencanaan tata ruang, transportasi, perumahan, dan lingkungan. Sementara itu, mahasiswa Studi Pembangunan akan mendalami isu-isu pembangunan, kebijakan publik, dan ekonomi regional. Kegiatan mahasiswa di SAPPK ITB juga sangat beragam, mulai dari studio desain, pameran karya, seminar, hingga kegiatan sosial.

Meskipun memiliki peran penting dalam pembangunan, SAPPK ITB termasuk salah satu jurusan yang kurang diminati. Pada tahun 2022, tercatat hanya ada 298 peminat, dengan daya tampung untuk tahun 2023 hanya 20 kursi (Sekolah Arsitektur, Perencanaan & Pengembangan Kebijakan ITB, n.d.). Angka ini menunjukkan tingkat persaingan yang relatif rendah dibandingkan dengan jurusan-jurusan populer lainnya.

Mengapa SAPPK ITB kurang diminati? Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah kurangnya informasi yang tersebar luas tentang bidang perencanaan wilayah dan kota. Banyak calon mahasiswa yang mungkin belum familiar dengan bidang ini dan prospek kerjanya. Selain itu, ada juga yang mungkin menganggap bidang ini kurang menantang atau kurang prestisius dibandingkan dengan jurusan-jurusan teknik lainnya.

Padahal, lulusan SAPPK ITB memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan kota, wilayah, dan perumusan kebijakan publik. Kamu bisa berkarir sebagai arsitek, perencana wilayah dan kota, konsultan pembangunan, analis kebijakan, peneliti, atau bahkan *entrepreneur* di bidang properti dan *real estate*. Dengan keahlian yang kamu miliki, kamu bisa berkontribusi dalam menciptakan kota yang layak huni, berkelanjutan, dan berkeadilan sosial. Lulusan SAPPK sangat dibutuhkan di instansi pemerintah (seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional), perusahaan pengembang, konsultan perencanaan, lembaga penelitian, dan organisasi non-pemerintah.

Fakultas Teknik Pertambangan & Perminyakan (FTTM) ITB

Tertarik dengan dunia pertambangan, perminyakan, dan energi? Fakultas Teknik Pertambangan & Perminyakan (FTTM) ITB adalah tempatnya para ahli di bidang eksplorasi, ekstraksi, dan pengolahan sumber daya alam seperti minyak, gas, dan mineral ditempa. FTTM ITB melatih mahasiswanya untuk menjadi ahli dalam ekstraksi, pengolahan, dan manajemen sumber daya mineral dan energi, tentunya dengan cara yang efisien dan berkelanjutan.

Program studi di FTTM ITB fokus pada pengelolaan sumber daya alam dan teknologi pengeboran, produksi, dan pengolahan minyak dan gas bumi, serta pengolahan dan penggunaan mineral. Kamu akan belajar bagaimana menemukan sumber daya alam tersebut, mengambilnya dari perut bumi, dan mengolahnya menjadi produk yang bermanfaat. Kegiatan kemahasiswaan di FTTM ITB juga tidak kalah menarik, memberikanmu kesempatan untuk mengembangkan diri, membangun *networking*, dan mengasah kemampuan *leadership*.

Jika melihat data, peminat FTTM ITB pada tahun 2022 adalah 657 orang, dengan daya tampung 48 kursi di tahun 2023. Jika dibandingkan dengan jurusan-jurusan yang telah dibahas sebelumnya, angka peminat FTTM ITB ini mungkin terlihat cukup tinggi. Namun, perlu diingat bahwa daya tampung FTTM ITB juga relatif besar. Jadi, meskipun peminatnya banyak, persaingannya mungkin tidak seketat jurusan dengan daya tampung yang lebih sedikit.

Meskipun sering dikaitkan dengan isu transisi energi, prospek kerja di industri pertambangan, perminyakan, dan energi sebenarnya masih sangat menjanjikan. Lulusan FTTM ITB banyak dibutuhkan di perusahaan-perusahaan pertambangan dan energi, baik di dalam maupun luar negeri. Kamu bisa berkarir sebagai *drilling engineer*, *reservoir engineer*, *production engineer*, ahli geologi, ahli geofisika, dan berbagai posisi strategis lainnya. Selain itu, dengan keahlian yang kamu miliki, kamu juga bisa berkontribusi dalam pengembangan energi terbarukan, yang menjadi fokus utama di masa depan.

Strategi Memaksimalkan Peluang di Jurusan Sepi Peminat

Memilih jurusan di ITB memang bukan perkara mudah. Persaingan yang ketat seringkali membuat calon mahasiswa merasa khawatir. Namun, dengan strategi yang tepat, kamu bisa lho meningkatkan peluangmu untuk diterima di ITB. Salah satunya adalah dengan mempertimbangkan jurusan-jurusan yang telah kita bahas sebelumnya, yang memiliki tingkat persaingan relatif lebih rendah.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, mari kita bandingkan tingkat persaingan di beberapa jurusan yang sepi peminat dengan jurusan-jurusan populer di ITB:

Jurusan Peminat 2022 Daya Tampung 2023 Rasio Peminat:Daya Tampung
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) 1.487 112 13:1
Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) 1.108 84 13:1
Sekolah Farmasi (SF) 906 56 16:1
FTTM 657 48 14:1
FTI – Kampus Ganesha 547 40 14:1
FTSL – Kampus Ganesha 439 40 11:1
SITH 427 69 6:1
FTI – Kampus Jatinangor 353 20 18:1
SAPPK 298 20 15:1

Dari tabel di atas, terlihat jelas bahwa beberapa jurusan memiliki tingkat persaingan yang sangat berbeda. STEI dan SBM, sebagai contoh, memiliki rasio peminat dan daya tampung yang sangat tinggi. Sementara itu, SITH memiliki rasio yang jauh lebih rendah.

Simulasi Peluang Lolos

Mari kita buat simulasi sederhana. Misalnya, kamu memiliki nilai UTBK yang cukup baik, tetapi tidak terlalu tinggi. Jika kamu ngotot memilih jurusan dengan persaingan 1:13, peluangmu tentu lebih kecil dibandingkan jika kamu memilih jurusan dengan persaingan 1:6 atau bahkan 1:11. Dengan asumsi kualitas pendaftar relatif sama, memilih jurusan dengan persaingan lebih rendah akan meningkatkan peluangmu secara signifikan.

Testimoni Mahasiswa dan Alumni

“Awalnya, aku nggak kepikiran masuk SITH. Tapi setelah cari tahu lebih dalam, ternyata bidang ini seru banget dan prospek kerjanya luas. Aku nggak nyesel deh pilih SITH, malah bersyukur karena persaingannya nggak seketat jurusan lain.” – Sarah, Mahasiswi SITH ITB.

“Dulu, banyak yang bilang lulusan FTSL susah dapet kerja. Tapi nyatanya, aku dan teman-teman angkatan malah cepet dapet kerja. Ternyata, kebutuhan akan ahli teknik sipil dan lingkungan itu tinggi banget, apalagi sekarang lagi gencar-gencarnya pembangunan berkelanjutan.” – Budi, Alumni FTSL ITB.

Tips Memilih Jurusan

Memilih jurusan memang tidak boleh sembarangan. Berikut beberapa tips yang bisa kamu pertimbangkan:

  1. Kenali Minat dan Bakatmu: Jangan hanya ikut-ikutan teman atau memilih jurusan karena gengsi. Pilihlah jurusan yang benar-benar sesuai dengan minat dan bakatmu.
  2. Riset Prospek Kerja: Cari tahu sebanyak mungkin tentang prospek kerja dari jurusan yang kamu minati. Jangan hanya terpaku pada satu jenis pekerjaan, tetapi lihatlah peluang-peluang lain yang mungkin belum kamu ketahui.
  3. Jangan Takut Bertanya: Jika kamu masih bingung, jangan ragu untuk bertanya kepada kakak kelas, alumni, atau dosen di jurusan yang kamu minati. Mereka pasti punya banyak informasi dan insight yang berguna.
  4. Pertimbangkan Lokasi dan Biaya: Jika kamu memilih FTI, pertimbangkan juga lokasi kampus (Ganesha atau Jatinangor) dan biaya hidup di sekitarnya.
  5. Jangan Hanya Fokus pada Peminat: Ingat, jurusan sepi peminat bukan berarti kualitasnya rendah. Justru, di sinilah peluangmu untuk bersinar dan meraih mimpimu berkuliah di ITB.

Kesimpulan: Jangan Takut Memilih Jurusan Sepi Peminat!

Memilih jurusan di ITB memang bukan perkara mudah, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Kita telah membahas 7 jurusan yang mungkin kurang dilirik, tetapi sebenarnya menyimpan potensi besar. Ingat, “sepi peminat” bukan berarti kualitasnya rendah. Justru, di sinilah peluangmu untuk bisa diterima di ITB semakin terbuka lebar.

Sekolah Farmasi (SF), Sekolah Ilmu & Teknologi Hayati (SITH), Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) Kampus Ganesha, Fakultas Teknologi Industri (FTI) baik Kampus Ganesha maupun Jatinangor, Sekolah Arsitektur, Perencanaan & Pengembangan Kebijakan (SAPPK), dan Fakultas Teknik Pertambangan & Perminyakan (FTTM) adalah contoh jurusan-jurusan yang menawarkan prospek kerja yang luas dan menjanjikan. Masing-masing memiliki keunggulan dan fokus riset yang berbeda, memberikanmu banyak pilihan sesuai minat dan bakatmu.

Yang terpenting, jangan terburu-buru dalam memilih jurusan. Lakukan riset mendalam, cari tahu informasi sebanyak mungkin tentang program studi, kurikulum, kegiatan mahasiswa, dan prospek kerjanya. Jangan ragu untuk bertanya kepada kakak kelas, alumni, atau dosen. Pertimbangkan juga faktor lokasi kampus dan biaya hidup, terutama jika kamu memilih FTI (Ganesha atau Jatinangor).

Semoga artikel ini membantumu melihat peluang besar di balik jurusan-jurusan yang kurang populer di ITB. Dengan strategi yang tepat dan persiapan yang matang, kamu bisa meraih mimpimu berkuliah di kampus impian. Ingat, persaingan yang lebih rendah bukan berarti kamu tidak perlu belajar keras. Tetaplah berusaha dan persiapkan dirimu sebaik mungkin. Pilihan ada di tanganmu, dan semoga pilihanmu adalah yang terbaik untuk masa depanmu!

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment